Menyambut WOC 2009
Apa yang terjadi bila pemanasan global berlanjut? Bagaimana jika es di kutub mencair? Berapa ribu pulau kecil yang bakal tenggelam? Bagaimana nasib masyarakat pesisir? Bagaimana dengan nasib biota laut dunia? Apa langkah-langkah dunia untuk menghadapi petaka ini?
Pertanyaan-pertanyaan tadi harus dijawab dengan berbagai langkah nyata. Bukan apa-apa, dampak dari pemanasan global bagi Indonesia sungguh sangat mengkhawatirkan.
Bayangkan. Jika tidak ada langkah-langkah nyata, diprakirakan 2.000 pulau kita bakal tenggelam pada tahun 2030. Spesies biota laut Nusantara punah apabila pemanasan global terus berlanjut. Selain itu, terumbu karang juga mengalami asidifikasi karenanya.
Walaupun bencana sudah di depan mata, ternyata isu kelautan terhadap perubahan iklim global tidak nyaring terdengar. Laporan para ilmuwan dunia yang bergabung dalam Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) tidak secara eksplisit membahas peran laut, sebagai wahana penyerapan karbon, misalnya.
Pada Konferensi Internasional Perubahan Iklim, COP-13 UNFCCC, di Bali, Desember 2007 lalu, isu tentang laut sangat minim dibahas. Dari 800 sesi yang digelar, hanya ada satu isu laut, yaitu Coral Triangle Initative (CTI).
Apabila ditanyakan ke masyarakat dunia, mengapa isu tentang laut tidak muncul? ”Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang harusnya mengusung isu itu”, demikian para pemangku kepentingan laut dunia menanggapi pertanyaan tersebut. ”Bila Indonesia ambil inisiatif, kita akan dukung,” serempak mereka berucap.
Forum Internasional
Memang, sejak 5 tahun terakhir, Indonesia mulai tampil secara meyakinkan di forum-forum internasional. Pertemuan Menteri-Menteri Kelautan APEC berlangsung sukses di Bali, September 2005. Pertemuan itu melahirkan The APEC Bali Plan of Action, yang merupakan dokumen kebijakan kelautan tingkat regional Asia Pasifik.
Lalu, Indonesia dan Australia bersama-sama menggelar pertemuan Menteri-Menteri Perikanan Regional untuk melaksanakan Program Pemberantasan Pencurian ikan (IUU Fishing). Di tingkat semi-regional, berlangsung Arafura Sea and Timor Sea Expert Forum (ATSEF), Sulu - Sulawesi Marine Eco Region (SSME). Pada Pertemuan Pemimpin APEC di Sydney Australia, September 2007 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan Coral Triangle Initative (CTI). Usulan itu lalu masuk ke dalam APEC Sydney Declaration 2007.
Pada 2007 lalu, Indonesia telah pula resmi menjadi anggota tetap Organisasi Perikanan Regional, seperti Indian Ocean Tuna Comission (IOTC) dan Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT). Dalam waktu dekat, Indonesia segera menjadi anggota tetap Western & Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC).
Berbekal pengalaman menggalang kerja sama kelautan tingkat regional ini, Indonesia kemudian mengambil langkah strategis untuk menghimpun kekuatan kelautan dunia, guna menetapkan langkah nyata mengantisipasi dampak perubahan iklim global terhadap laut. Idea World Ocean Conference kemudian digulirkan.
Idea yang awalnya dilontarkan oleh Gubernur Sulawesi Utara pada 2005 lalu itu segera ditanggapi oleh pemerintah pusat, yang kemudian menetapkannya sebagai program prioritas Pemerintah Indonesia. Melalui Keputusan Presiden RI No.23/Th 2007, November 2007 lalu, maka Panitia World Ocean Conference 2009 (WOC’09) dibentuk. Bertindak sebagai Ketua Pengarah adalah Menko Kesra, Ketua Pelaksana WOC’09 dijabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Wakil Ketua adalah Gubernur Sulawesi Utara, Sekretaris WOC’09 dijabat oleh Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan DKP.
”Ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk tampil prima sebagai salah satu negara unggulan di bidang kelautan dunia,” ujar Prof Dr Indroyono Susilo, Sekretaris WOC’09 kepada Samudra, baru-baru ini.
Rancangan strategis segera disusun. Tema WOC’09 adalah Ocean and Climate Change, sedangkan topik WOC’09 adalah ”Ocean Impacts To Climate Change & The Role of Ocean To Climate Change”.
Mengundang 121 Negara
Sekitar 121 negara yang memiliki laut akan diundang ke Manado pada 11-15 Mei 2009. Diharapkan, Manado Ocean Declaration dapat disepakati pada WOC’09 dan segera ditindaklanjuti dengan Rencana Aksi dan Implementasi Aksi. Di samping itu, ujar Indroyono, akan diusulkan pembentukan World Ocean Forum.
Kini, pusat perhatian kelautan dunia mengarah ke Indonesia. Badan-badan dunia segera mendukung inisiatif Indonesia ini. United Nations Environmental Program (UNEP) yang bermarkas di Nairobi, Kenya, segera menugasi perwakilannya di Bangkok untuk membantu Panitia WOC’09.
Indonesia juga diundang untuk memaparkan rencana WOC’09 di 8th UNICPOLOS di Markas PBB New York pada 2007 lalu. Pada Juni 2008 Indonesia diminta untuk memaparkan WOC’09 di hadapan pertemuan UNSPLOS-2008 di Markas PBB, New York. Hal serupa juga akan dilaksakan 41st Executive Council Meeting Inter-Governmental Oceanographic Commission (IOC)-UNESCO di Paris.
Dukungan dari berbagai organisasi regional juga mengalir seperti APEC, ATSEF, dan CT-6. Tak ketinggalan dukungan negara-negara mitra, seperti AS, Australia, Jepang, China, Jerman, Perancis, dan Kanada.
Ini memang kerja besar. Kota Manado segera berbenah untuk menyongsong WOC’09. Tujuh hotel berbintang dibangun dan harus siap pada Mei 2009. Dengan demikian, sekitar 3.000 kamar hotel berbintang akan tersedia saat pelaksanaan WOC’09.
Bandara Sam Ratulangi dibenahi, garbarata ditambah, ruang VIP diperluas, apron Bandara diperlebar agar dapat menampung 20 pesawat VVIP, pelebaran jalan boulevard dari Bandara menuju Wenang Convention Center dan langsung ke jantung kota pun dikerjakan. Sarana listrik tenaga panas bumi 2 x 20 Megawatt, sarana telekomunikasi dan transportasi, serta sarana wisata ke Taman laut Bunaken juga disediakan.
Selain konferensinya sendiri yang akan dihadiri sekitar 500 peserta dari 121 negara, juga akan ada side event dan serial event WOC’09, seperti International Ocean Science, Technology & Policy Symposium. Event ini menggelar 33 sesi dan akan diikuti sekitar 1.500 peserta dari seluruh dunia.
Kemudian diselenggarakan pula International Ocean Science, Technology and Industry Exhibition yang akan diisi sekitar 250 stand pameran kelautan dan perikanan. Juga akan berlangsung Pekan Budaya dan Pameran Pembangunan yang digelar Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Lebih penting lagi, ada satu serial event WOC’09 yaitu Coral Triangle Initative Summit (CTI Summit). Pertemuan tersebut menghadirkan para kepala kepala Negara CTI (Indonesia, Malaysia, Filipina, PNG, Timor Leste, dan Kepulauan Solomon) dengan mitranya yaitu Perdana Menteri Australia dan Presiden Amerika Serikat. Pada saat itu, implementasi CTI di 6 negara akan dicanangkan pelaksanaannya oleh para pimpinan 6 negara tadi.
Waktu seolah bergerak cepat. Semua menghitung hari. Persiapan WOC’09 secara lintas sektor terus berdenyut. Indonesia tengah meneguhkan dirinya untuk menjadi salah satu negara kelautan yang tangguh di dunia.
(m.aini)
|